kesalahan kesalahan dalam praktek manajemen risiko

Usaha perusahaan dalam mengelola risiko, sering tidak memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Umumnya, hal ini terjadi karena kesalahan dalam praktek pelaksanaan manajemen risiko. Ada beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan manajemen risiko di sebuah perusahaan, antara lain :

  • Pemahaman terhadap manajemen risiko tidak merata

Pemahaman terhadap manajemen risiko adalah hal mendasar dalam mengelola risiko. Ketika masing-masing risk owner tidak memahami proses tersebut secara merata, maka akan menghasilkan laporan yang bias dan tidak menggambarkan tingkat risiko yang sebenarnya dihadapi perusahaan.

  • Tidak mempertimbangkan peluang

Meskipun umumnya para risk owner mencari hal-hal negatif yang mengakibatkan tidak tercapainya sasaran. Padahal disetiap risiko terdapat up side risk/peluang yang bisa dipertimbangkan. Jika hanya hanya mempertimbangkan down side risk/risiko, maka dapat berpotensi kehilangan peluang bisnis yang mungkin lebih besar daripada risiko yang dihadapi.

  • Metode pengukuran tidak standar di setiap unit

Pada banyak tools/aplikasi manajemen risiko yang ditawarkan banyak perusahaan memberikan kebebasan pada risk owner untuk melakukan pengukuran likelihood dan dampak. Hal ini yang mengakibatkan hasil pengukuran akan sangat subjektif. Pada dasarnya proses pengukuran risiko dapat dikatakan sebagai seni dalam memprediksi. Meskipun tidak semua risiko dapat dikuantitatifkan, pemanfaatan pola-pola (patern) dalam sebuah proses dapat dioptimalkan sebagai dasar untuk memprediksi tingkat keterjadian(likelihood) dan dampak. Jika risk owner salah dalam menentukan skor likelihood dan dampak, dapat dipastikan maka dapat menghasilkan level risiko yang kurang tepat dan mengakibatkan prioritas penanganan risiko tidak sesuai dengan risiko yang dihadapi. Selain itu laporan manajemen risiko yang kurang tepat mengakibatkan tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

  • Proses manajemen risiko tidak terintegrasi dengan sistem

Pada perusahaan yang baru menerapkan manajemen risiko, umumnya masih merupakan kegiatan tambahan baru, sehingga kegiatan manajemen risiko seperti proses yang terpisah dari kegiatan operasional perusahaan. Hal ini mengakibatkan pengelolaan risiko tidak berjalan dengan baik, seperti ketidaktersediaan anggaran mitigasi, mitigasi tidak masuk dalam program kerja, dsb. Jika hal ini terjadi maka dapat dipastikan kegiatan manajemen risiko tidak memberikan kontribusi dalam pencapaian sasaran perusahaan.

  • Laporan monitoring risiko tidak relevan dengan realisasi

Proses manajemen risiko merupakan proses yang dinamis, dimana segala asumsi yang ditetapkan pada proses awal identifikasi belum tentu terjadi, serta ada kemungkinan hal-hal baru yang belum diidentifikasi. Jika hal tersebut terjadi, maka mitigasi yang direncanakan diawal belum tentu tepat relevan serta tidak efektif mengatasi masalah yang dihadapi. Banyak perusahaan menilai penurunan residual risk didasarkan pada prosentase pelaksanaan mitigasi, padahal ada kalanya mitigasi yang dilaksanakan tidak efektif dan tidak berpengaruh pada pencapaian sasaran.